Penanaman Nilai-nilai Keadilan Melalui Model Pembelajaran Examples Non Examples Pada Siswa Sekolah Dasar

Rabu, 06 April 2016 0 komentar




BAB 1. PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam era global, teknologi dan ilmu pengetahuan telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga informasi lebih mudah di peroleh, hendaknya menjadikan anak lebih aktif berpartisipasi sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa dalam proses belajar. Keaktifan di sini berarti fisik secara aktif dan tidak terfokus pada suatu sumber informasi yaitu guru.
Keberhasilan tujuan pendidikan terutama di tentukan oleh proses belajar mengajar yang di alami oleh siswa. Sisiwa yang belajar akan mengalami perubahan baik pengetahuan, pemahaman, penalaran, keterampilan, nilai dan sikap. Agar perubahan tersebut dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan berbagai faktor untuk menghasilkan perubahan yang di harapkan yaitu mengefektifan pemahaman dari konsep.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru atau pendidik, pembelajaran dan peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai model pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran.
Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik. Model-model pembelajaran sosial merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di kelas dengan melibatkan peserta didik secara penuh (student center) sehingga peserta didik memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan, peserta dapat melatih kemandirian, peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya.

Penggunaan model Examples non examples marupakan suatu alternative sebagai meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa. Maka di perlukan suatu usaha guna meningkatkan dan menumbuhkan siswa dalam berkomunikasi yaitu guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Dalam hal ini untuk untuk memecahkan masalah tersebut di tawarkan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran Examples non examples.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini sebagai berikut:
1.       Bagaimanakah penanaman nilai-nilai keadilan melalui model pembelajaran Examples non examples pada siswa Sekolah Dasar?

C.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan ini sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui penanaman nilai-nilai keadilan melalui model pembelajaran Examples non examples pada siswa Sekolah Dasar.



BAB 2. PEMBAHASAN

A.      Penanaman Nilai-nilai Keadilan Melalui Model Pembelajaran Examples non examples Pada Siswa Sekolah Dasar
Seluruh nilai-nilai kelima Pancasila diajarkan dan ditanamkan sejak masa kanak-kanak melalui lembaga nonformal seperti keluarga dan lingkungan ataupun lembaga formal seperti sekolah. Pembelajaran tentang Pancasila selalu ada disetiap jenjang pendidikan di Indonesia. Pengajaran ini mengarah pada penerapan nilai-nilai Pancasila yang telah diajarkan pada lingkungan disekitarnya.
Keadilan berasal dari bahasa Arab adil yang artinya tengah. Keadilan itu berarti menempatkan sesuatu di tengah-tengah, tidak berat sebelah atau dengan kata lain keadilan berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Beberapa pendapat pengertian mengenai keadilan dan mengenai makna keadilan.
·      Menurut W.J.S. Poerdaminto, keadilan berarti tidak berat sebelah, sepatut nya , tidak sewenang-wenang. Jadi, dalam pengertian adil termasuk di dalamnya tidak terdapat kesewenang-wenangan. Orang yang bertindak sewenang-wenang berarti bertindak tidak adil.
·      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keadilan berarti sifat perbuatan, perlakuan yang adil. Keadilan berarti perilaku atau perbuatan yang dalam pelaksanaannya memberikan kepada pihak lain sesuatu yang semestinya harus diterima oleh pihak lain.
·      Menurut Frans Magnis Suseno dalam bukunya Etika Politik menyatakan bahwa keadilan sebagai suatu keadaan di mana orang dalam situasi yang sama diperlakukan secara sama.
Keadilan merupakan salah satu tujuan negara republik Indonesia selaku negara hukum. Penegakan keadilan akan membuat kehidupan manusia Indonesia, baik selaku pribadi, selaku anggota masyarakat, maupun selaku warga negara menjadi aman, tenteram, dan sejahtera.
Upaya untuk mencapai ke arah itu memerlukan nilai keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, yang menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seluruh warga negara Indonesia tanpa membedakan agama, suku, bahasa, dan status sosial ekonominya. Setiap warga negara Indonesia harus diperlakukan adil sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Adapun nilai-nilai yang tercermin dalam sila kelima, antara lain sebagai  berikut.
1.         Mewujudkan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, terutama meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan keamanan nasional.
2.         Keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3.         Bersikap adil dan suka memberi pertolongan kepada orang lain.
4.         Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang terpuji yang senantiasa mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
5.         Cinta akan kemajuan dan pembangunan bangsa, baik material maupun spiritual. 
Salah satu cara menanamkan nilai-nilai keadilan pada siswa Sekolah Dasar adalah dengan melalui model pembelajaran Examples non examples. Model pembelajaran Examples non examples adalah model pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk dianalisis oleh siswa dan menghasilkan deskripsi singkat dari suatu materi pelajaran menekankan kemampuan siswanya untuk menganalisis sebuah konsep dengan contoh dan non contoh yaitu dari contoh materi yang dibahas dan bukan contoh dari suatu materi yang dibahas.
Menurut Buehl (1996) dalam Apariani dkk, (2010:20) menjelaskan bahwa examples non examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.  Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari examples non examples dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.  Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Model Pembelajaran Examples non examples atau juga biasa di sebut Examples And Non-Examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.
Salah satu proses belajar mengajar adalah gambar. Media gambar merupakan salah satu alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya. Dengan menerapkan media gambar diharapkan dalam pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional bagi semua siswa. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan akan aktif termotivasi untuk belajar.
Prinsip Reaksi model pembelajaran Examples non examples adalah Guru memberi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Selanjutna guru membagi siswa kedalam kelompok belajar 2-3 orang siswa, sehingga setiap anggota bertanggung jawab atas setiap penguasaan komponen-komponen yang di tugaskan sebaik-baiknya. Sehingga menyebabkan tumbuhnya rasa senang dalam proses belajar mengajar, serta dapat menjadikan siswa lebih semangat belajar karena dapat melihat secara langsung.
Dalam sistem sosial guru selalu mengamati semua yang di lakukan tiap kelompok agar kegiatan berjalan lancar. Dalam model ini guru tidak banyak mejelaskan tentang materi. Guru hanya menyiapkan materi yang berupa gambar-gambar untuk memfasilitasi anak dalam mendiskusikan sebuah materi dan dilakukan secara kelompok. Dalam kelompok tersebut tidak hanya materi yang di bahas saja melainkan juga memberi arti penting dari kerjasama, persaingan sehat antar kelompok, keterlibatan belajar dan tanggung jawab.
Examples non examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajian gambar ditempel atau memakai LCD/OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Roestiyah. 2001: 73).
Selanjutnya Slavin dalam Djamarah, (2006: 1) dijelaskan bahwa examples non examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar.
Menurut (Agus Suprijono, 2009 : 125) Langkah-langkah model pembelajaran examples non examples diantaranya :
1.         Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar.
2.         Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus pembentukan kelompok siswa.
3.         Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detail gambar dapat dipahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.
4.         Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru.
5.         Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing.
6.         Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
7.         Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran

Sehingga penanaman nilai-nilai keadilan melalui model pembelajaran Examples non examples dapat dilakukan dengan cara:
Pendahuluan
1.      Guru memberikan salam dan mengajak berdoa. 
2.      Melakukan komunikasi  tentang kehadiran siswa. 
3.      Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak/dinamika dan lagu yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
4.      Guru menyiapkan fisik dan psikis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak. 
5.      Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Inti
1.         Guru mempersiapkan gambar-gambar yang berhubungan dengan nilai-nilai keadilan, seperti gambar seorang ibu yang tidak pilih kasih membelikan mainan kepada anak-anaknya, siswa yang berbagi makanan sama rata kepada teman-temannya, menolong orang yang sedang kesusahan dan masih banyak contoh yang lain.
2.         Guru menempelkan gambar atau bisa juga melalui LCD proyektor, selanjutnya siswa dibentuk kelompok 2-3 orang.
3.         Guru memberi petunjuk kepada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar, selain itu guru memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.
4.         Melalui diskusi 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar ditulis dalam kertas.
5.         Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya melalui perwakilan kelompok.
6.         Setelah memahami dari hasil analisis yang dilakukan siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran.
Penutup
1.         Siswa melakukan perenungan tentang kegiatan pembelajaran hari ini. 
2.         Siswa menuliskan hal-hal yang telah mereka pelajari, kesulitan yang mereka alami,serta hal lain apa yang ingin mereka pelajari lebih lanjut.
3.         Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan perenungan dengan mengajak siswa membacakan jawaban mereka. 
4.         Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
5.         Guru menyampaikan pesan moral untuk senantiasa bersikap adil kepada siapapun. 
6.         Siswa mencari informasi lain tentang nilai-nilai keadilan. 
7.         Siswa dapat bertanya kepada orang tua atau orang di sekitar, menonton televisi, atau membaca buku. 
8.         Salam dan do’a penutup.
Jadi kesimpulan dari tahap-tahap penggunaan model pembelajaran Examples non examples dalam pembelajaran materi PKn yang dipelajari adalah melakukan penjelasan materi dari hasil analisis dan diskusi kelompok siswa terhadap suatu materi dengan menggunakan media gambar dan guru menjelaskan materi tersebut dari hasil analisis siswa. Sehingga siswa juga dapat memahami suatu konsep dalam pembelajaran dengan mudah yaitu menganalisa dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan dari suatu materi yang dipelajarinya.
Menurut Buehl dalam (Apriani dkk, 2007:219) mengemukakan kelebihan metode example non example antara lain:
1.         Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
2.         Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example
3.         Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Keunggulan lainnya dalam model pembelajaran examples non examples diantaranya :
1.         Siswa lebih berfikir kritis dalam menganalisa gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)
2.         Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)
3.         Siswa diberi kesempata mengemukakan pendapatnya yang mengenai analisis gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)

Kekurangan Model Pembelajaran Example Non Example:
1.         Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2.         Memakan waktu yang lama.


BAB 3. PENUTUP

A.      Kesimpulan
Penanaman nilai-nilai keadilan melalui model pembelajaran Examples non examples dapat dilakukan dengan cara:
1.         Guru mempersiapkan gambar-gambar yang berhubungan dengan nilai-nilai keadilan, seperti gambar seorang ibu yang tidak pilih kasih membelikan mainan kepada anak-anaknya, siswa yang berbagi makanan sama rata kepada teman-temannya,menolong orang yang sedang kesusahan dan masih banyak contoh yang lain.
2.         Guru menempelkan gambar atau bisa juga melalui LCD proyektor, selanjutnya siswa dibentuk kelompok 2-3 orang.
3.         Guru memberi petunjuk kepada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar, selain itu guru memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.
4.         Melalui diskusi 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar ditulis dalam kertas.
5.         Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya melalui perwakilan kelompok.
6.         Setelah memahami dari hasil analisis yang dilakukan siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran.





DAFTAR PUSTAKA

Sridewita, Hilda. 2013. Strategi Pembelajaran Example Non Example. (Online)

Noor, Widya. …. …. (Online)

Suciati, Rien. 2013. Model Pembelajaran Examples non examples. (Online)

Sridewita, Hilda. 2013. Strategi Pembelajaran Example Non Example. (Online)

Yudistira, Rheza. 2012. Makna Keadilan. (Online)
http://rhezaguasterz.blogspot.co.id/ diakses tanggal 08 Desember 2015

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Assalamu'alaikum wr. wb | TNB