MAKALAH PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

Rabu, 06 April 2016 3 komentar




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan dan perubahan sosial, keduanya saling bertautan satu dengan yang lain. Keduanya saling mempengaruhi, sehingga berdampak luas di masyarakat. Pendidikan adalah lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen pembaharu/perubahan sosial dan sekaligus menentukan arah perubahan sosial yang disebut dengan pembangunan masyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat setiap kalinya dapat direncanakan dengan arah perubahan yang ingin dicapai. Namun perubahan sosial juga dapat terjadi setiap saat tanpa harus direncanakan terlebih dahulu disebabkan pengaruh budaya dari luar.
Pendidikan sejak dulu sampai sekarang merupakan hal terpenting dalam hidup manusia. Pendidikan memberikan kemajuan pemikiran umat manusia, sehingga taraf hidup mereka meningkat. Dalam perkembangannya dari zaman ke zaman pendidikan berubah menjadi suatu sistem. Suatu sistem pendidikan yang tersusun secara sistematis diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 ayat 1, yang menjelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan melalui 3 jalur yaitu pendidikan formal, nonformal,dan informal. Ketiga jalur pendidikan ini satu sama lain saling berkait dan membutuhkan untuk melakukan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat kelak.

Pendidikan mempengaruhi masyarakat yang pada akhirnya terjadi perubahan sosial. Perubahan sosial sebagai bentuk inovasi yang berkaiatan dengan seluruh aspek kehidupan manusia yang bertujuan meningkatkan kemakmuran. Bermacam konsep perubahan sosial disodorkan para ahli dalam menganalisis fenomena tersebut yaitu, konsep kemajuan sosial, konsep sosialistik, konsep perubahan siklus, teori sejarah, teori pertikularistik, toeri sosiologi serta sosiologi dan perubahan sosial.


B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1.    Bagaimanakah proses sosial dan perubahan sosial?
2.    Bagaimanakah hubungan pendidikan dan perubahan sosial?

C.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan masalah dalam penulisan ini adalah :
1.    Untuk mengetahui proses sosial dan perubahan sosial.
2.    Untuk mengetahui hubungan pendidikan dan perubahan sosial.





















BAB 2
PEMBAHASAN

A.      Proses Sosial dan Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan sosial juga merupakan gejala yang melekat di masyarakat yang dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada suatu waktu dengan keadaan masyarakat pada masa lampau. Misalnya di beberapa masyarakat Indonesia umumnya (pada masa lalu), suami merupakan posisi yang sangat dominan dalam berbagai urusan dalam kehidupan keluarga, sehingga apabila suami tidak bekerja atau tidak mempunya penghasilan, suatu keluarga secara ekonomi akan mengalami lumpuh. Dalam perkembangannya, pada masyarakat modern sekarang suami tidak selalu merupakan posisi yang menentukan jalannya kehidupan keluarga.
Laju kecepatan perubahan sosial tidak selalu sama antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Misalnya antara masyarakat desa dengan masyarakat kota. Demikian juga dengan masyarakat yang terisolasi (terasing) dengan masyarakat terbuka mempunyai hubungan sosial dengan masyarakat lain.  Masyarakat terisolasi mampunya laju perubahan yang sangat lambat, sehingga sering disebut masyarakat statis. Disebut masyarakat statis tentu saja bukan berarti tidak mengalami perubahan sama sekali atau mengalami stagnasi (kemandegan), tetapi perubahan yang terjadi berlangsung dengan lambatnya sehingga hampir tidak menunjukkan gejala perubahan. Sedangkan masyarakat yang terbuka hubungannya dengan masyarakat luas mengalami perubahan yang berlangsung dengan cepat, sehingga sering disebut masyarakat dinamis. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur sosial yang ada dalam masyarakat. Dengan kata lain, perubahan sosial akan mengubah struktur dan fungsi dari unsur-unsur sosial dalam masyarakat.
Struktur sosial merupakan bentuk jalinan diantara unsur-unsur sosial yang pokok daam masyarakat yang menunjukkan pada bentuk seluruh jaringan hubungan antar individu dalam masyarakat dimana terjalin interaksi dan komunikasi sosial. Sedangkan sistem sosial menunjukkan pada bagaimana hubungan antara unsur-unsur sosial dalam masyarakat sehingga membentuk suatu kebulatan (totalitas) yang berfungsi.
Perubahan sosial, dapat dikatakan bahwa perubahan pada segi struktural masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat; perubahan pada segi kultural masyarakat seperti nilai-nilai, sikap-sikap, serta norma-norma sosial masyarakat. Perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individual, keluarga, masyarakat, hingga ke tingkat masyarakat dunia. Perubahan yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium) dalam suatu sistem msyarakat.
Dilihat dari bentuknya, perubahan sosial dapat dibedakan kedalam beberapa bentuk, baik prubahan lambat dan perubahan cepat. Pertama, perubahan memerlukan waktu yang lama, dan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat yang dinamakan evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
Perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat (yaitu lembaga-lembaga kemasyarakatan) lazimnya dinamakan revolusi. Unsur-unsur revolusi adalah adanya perubahan yang cepat, dan perubahan tersebut mengenai dasar atau sendi pokok kehidupan masyarakat. Suatu revolusi dapat berlangsung dengan didahului oleh suatu pemberontakan (revolt, rebellion) yang kemudian menjadi revolusi. Pemberontakan para tani di Banten pada 1888 misalnya, didahului dengan kekerasan, sebelum menjadi revolusi yang mengubah berbagai sendi kehidupan masyarakat. Secara sosiologis, agar suatu revolusi dapat terjadi, harus dipenuhi syarat-syarat tertentu, dimana harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
Kedua, perbahan kecil dan erubahan besar. Sedikit sulit untuk merumuskan masing-masing pengertian diatas, karena batas-batas pembedanya sangat relatif. Sebagai pegangan dapat dikatakan perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Perubahan mode pakaian misalnya, tak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat dalam keseluruhannya, karena tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Mengakibatkan perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebaiknya, suatu proses indrustrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris, misalnya,merupakan perubahan yang akan mbawa pengaruh besar pada masyarakat . Berbagai lembaga-lembaga kemasyarakatan akan ikut terpengaruuh misalnya hubungan kerja,sistem milik tanah,hubungan kekeluargaan stratifikasi masyarakat dan seterusnya.
Ketiga, perubahan yang  dikehendak (intended change)atau perubahan yang direncanakan (planned-change) dan perubahan yang tidak direncanakan (unplanned-change).Perubahan yang dikehandaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat .
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan merpakan perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki ,berlangsung diluar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat .jika perubahan yang tidak dikehendaki tersebut berlangsung bersamaan dengan suatu perubahan yang dikehendaki,perubahan itu mungkin menmpunyai pengaruh yang demikian besarnya terhadap perubahan yang dikehendaki.
Secara umum para ahli sosiologi membedakan bentuk perubahan sosial (sosial change) menjadi  dua : (1) progress, yaitu perubahan sosial yang membawa kearah kemajuan sehingga bisa menguntungkan dalam kehidupan sosial bagi masyarakat.bentuk progress dibagi menjadi : planned progress (kemajuan yang dikehendaki), unplanned progress (kemajuan yang tidak dikehendaki). (2) regress ,yaitu perubahan sosial yang membawa kearah kemunduran sehingga kurang menguntungkan bagi masyarakat.
Dilihat dariproses terjadinya perubahan sosial ,proses awal perubahan sosial, proses awal perubahan sosial adalah: Pertama, komunikasi (communication), dimana melalui kontak komunikasi ,unsur-unsur baru dapat menyebar,baik berupa ide, gagasan , keyakinan, maupun kebendaan . Dan proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu masyarakat kepada masyarakat lain disebut proses difusi. Proses berlangsungnya difusi akan mendoronng terjadinya akulturasi dan asimilasi. Dalam proses difusi berlangsung, ada banyak kejadian yang beragam masuk unsur-unsur kebudayaan baru daru satu kelompokmasyarakat kepada kelompok masyarakat lainnya . Beberapa kejadian tersebut adalah : secara damai ; melalui paksaan atau kekerasan melalui simbiotik yaitu melalui melalui proses hidup secara berdampingan. Ada tiga macam proses simbiotik: mutualistik, proses simbiotik yang saling menguntungkan; komensalisitik, proses simbiotik dimana satu pihak untung sedang pihak lainnya tidak untung dan tidak rugi; dan parasilistik, proses simbiotik dimana yang satu untung dan yang lain dirugikan.
Kedua, akulturasi (aculturation), yang merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru dari luar secara lambat dengan tidak menghilangkan sifat khas kepribadian budaya sendiri. Ketiga, asimilasi, berupa suatu proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda. Proses asimilasi akan berlangsung lancar dan cepat apabila ada faktor-faktor pendorong, seperti: adanya toleransi antarkebudayaan yang berbeda, terjadinya perkawinan campuran (amalgamasi). Adapun faktor-faktor yang bisa menjadi menghambat proses asimilasi seperti: letak geografis yang terisolasi, rendahnya pengetahuan tentang kebudayaan lain.
Dilihat dari dampak perubahan sosial, tidak satu pun perubahan sosial yang tidak membawa pengaruh bagi masyarakat. Perubahan sosial tidak hanya membawa pengaruh positif bagi kehidupan bagi kehidupan masyarakatnya tetapi juga berdampak negatif. Dampa,k positif dari perubahan sosial adalah semakin kompleknya alat dan perlengkapan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan sebagainya. Dipihak lain , adanya perubahan sosial yang bebrapa diantaranya adalah adanya modernnisasi dan globalisasiyang terjadi dalam masyarakat ,selain membawa pengaruh positif juga membawa  dampak negatif.
Beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisai didunia antara lain : (a) Perubahan dalam konsep ruang dan waktu ,(b) pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdangan internasional , (c) Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa,(d) meningkatkan masalah bersama,misalnya pada bidang lingkungan hidup.krisis multinasional dan lain-lain.
Faktor yang sangat berpengaruh bagi terjadinya perubahan sosial budaya sebagi akibat globalisasi adalah faktor nilai budaya dari luar,seperti: senantiasa meningkatkan pengetahuan,patut hukum dan sebagainya. Sementara itu,sejumlah saluran proses glabalisasi yang umumnya adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan,seperti: lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan ,lembaga keagamaan .lembaga peniagaan dan industri  internasional; saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional  yang mengatur peraturan-peraturan internasional.
Kecenderungan dan respons masyarakat terhadap globalisasi, dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.        Masyarakat yang menerima arus globalisasi
a)        Yakni para individu atau kelompok masyarakat dari kalangan generasi muda yang memiliki kecenderungan terbuka menerima unsur-unsur perubahan dan modernisasi.
b)         Individu atau masyarakat yang berkedudukan atau status sosialnya sudah mapan seperti para kalanagan bisnis.
c)        Individu atau masyarakat perkotaan terutama yang telah menikmati berbagai media komunikasi dan informasi globalisasi.
2.        Masyarakat yang menolak arus globalisasi
a)        Para individu atau kelompok tertinggal yang berada di daerah terasing yang kontaknya dengan budaya luar negeri terbatas.
b)        Para individu atau kelompok masyarakat dari kalangan generasi tua mereka mempunyai kecenderungan untuk mencurigai unsur-unsur globalisasi tersebut.
c)        Para individu atau kelompok masyarakat yang belum mapan dan belum siap menerima perubahan-perubahan mental dan fisik.
       Unsur-unsur globalisasi yang sukar diterima masyarakat meliputi :
1.        Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masyarakat.
2.        Teknologi yang rumit dan mahal
3.        Unsur budaya luar yang menyangkut paham ideologi politik dan keagamaan.
Unsur-unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat meliputi :
1.        Unsur globalisasi yang mudah disesuaikan deangan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
2.        Teknologi tepat guna, yaitu teknologi yang langsung dapat dinikmati oleh penggunanya.
Dampak negatif dari globalisasi adalah :
1.        Terjadinya culture shock, dimana goncangan budaya bangsa akibat informasi penonjolan budaya asing.
2.        Terjadi culture lag, yaitu ketimpangan budaya akibat perbedaan masyarakat maju di kota-kota dengan masyarakat desa di daerah terpencil.
3.        Memperkecil budaya asli Indonesia
4.        Masyarakat cenderung bersifat konsumerisme
5.        Boros dan tidak jujur
6.        Kurang disiplin pribadi atau kelompok yang akibatnya masyarakat tidak mau kerja sama.
Perubahan sosial berhubungan dengan masuknya modernisasi dan globalisasi ke negara Indonesia. Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan. Globalisasi merupakan proses terbentuknya sebua sistem organisasi dan komunikasi antara masyarakat seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama. Sebagian kalangan berpendapat bahwa di era globalisasi ini banyak persoalan yang yang dihadapi masyarakat dan tidak dapat diprediksi. Hal ini menuntut adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Perubahan itu sendiri didorong oleh 3 faktor yakni :
1.        Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2.        Kependudukan
3.        Faktor ekologi atau lingkungan
Kuntowijoyo (1997) ada tiga tahapan perubahan masyarakat:
1.        Tahap masyarakat ganda
Yakni ketika terpaksa ada pemilihan antara masyarakat madani dengan masyarakat politik atau antara masyarakat dengan negara.
2.        Tahap masyarakat tunggal
Yakni ketika masyarakat madani sudah berhasil dibangun.
3.        Tahap masyarkat etis
Yaitu masyarakat yang dibentuk oleh kesadaran etis, bukan oleh kepentingan bendawi.
Alvin Toffler (buku Future Shock 1970) mengatakan bahwa perkembangan peradaban manusia terangkum kedalam tiga gelombang (third wave) , yaitu :
1.        Gelombang pertama (first wave)
       Disebut gelombang pertanian yang menggambarkan betapa bidang pertanian telah menjadi basis peradaban manusia.
2.        Gelombang kedua (second wave)
       Disebut sebagai fase industri, lantaran industri menjadi poros dan sumber pengaruh dan kekuasaan.
3.        Gelombang ketiga (third wave)
       Disebut fase informasi karena menjadikan informasi sebagai primadona dan penentu kesuksesan.
Perubahan sosial budaya merupakan umum ynag terjadi sepanjang masa dalam setiap masa, dalam setiap perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Ada beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan yaitu :
1.        Kurang intensifnya hubngan komunikasi denagn masyarakat lain.
2.        Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Yng lMBt.
3.        Sifat masyarakat yang sangat ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat.
4.        Prasangka negatif terhadap hal-hal baru.
5.        Rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan
Ahli sosiologi telah mengumpulkan dan menganalisis berbagai studi mengenai perubahan sosial, maka dapatdigolongkan penelaahan perubahan sosial tersebut berputar kepada enam persoalan pokok, yaitu :
1.        Apakah sebenarnya yang berubah?
       Pertanyaan ini tertuju pada stuktur sosial yang mengalami berbaga perubahan. Misalnya keluarga.
2.        Bagaimana hal tersebut dapat berubah?
       Berbagai perubahan yang sesuai dengan kondisi dimana perubahan terjadi.
3.        Apa tujuan perubahan itu ?
       Suatu perubahan bukan merupakan perubahan yang otomatis, tetapi perubahan yang memiliki tujuan.
4.        Seberapa cepat perubahan itu ?
       Perubahan terjadi secara bertahap, ada yang lambat dan ada yang cepat.
5.        Mengapa terjadi perubahan?
       Perubahan mempunyai tujuan, maka dari itu pasti adanya sebab mengapa terjadi perubahan.
6.        Faktor apa saja yang berperan di dalam perubahan?
       Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri tetapi merupakan suatu jaringan dari berbagai yang telah menyebabkan perubahan sosial tersebut.
Teori bentuk-bentuk perubahan sosial (sosial change) yang terjadi di masyarakat :
1.        Linear Theory, yang melalui tahapan-tahapan (stages)dan selalu menuju ke depan; misalnya adanya perubahan masyrakat buta huruf menjadi masyarakat melek huruf.
2.        Spiralic Theory, yang melalui pengulangan-pengulangan diiringi kematangan di dalamnya; misalnya pandangan masyarakat berpolitik dalam multipartai.
3.        Cyclical Theory, melalui putaran panjang yang pada suatu saat menemukan track yang pernah dilalui; misalnya kembalinya masyarakat Barat kepada hal-hal yang natural dalam pengobatan, keyakinan dan sebagainya.
4.        Teori Historis, kemajuan masyarakat mengacu masyarakat maju pada zamannya. Episentrumnya berbeda-beda; dari Sungai Indus (India), Sungai Yang Tse (Cina), Lembah Sungai Nil (Mesir), Yunani-Romawi, Eropa Barat, Amerika Serikat sampai Jepang.
5.        Teori Relativisme, kemajuan masyarakat mengacu masyarakat Barat, khususnya AS.episentrumnya barat. Modernisasi = westernisasi. Kriteria: teknologi maju, organisasi sosial mendukung, ekonomi maju dan politik mapan.
6.        Teori Analitik, kemajuan masyarakat ditandai dari berbagai aspek: ekonomi, politik, keluarga, mobilisasi sosial, dan agama yang semuanya bertumpu pada perkembangan iptek (pendidikan)

B.  Hubungan Pendidikan dan Perubahan Sosial
 Pertama, perubahan sosial ditinjau dari pendidikan tradisional, pedagogik tradisional memandang lembaga pendidikan sebagai salah satu dari struktur sosial dan kebudayaan dalam suatu masayarakat sehingga lembaga pendidikan perlu dipersiapkan agar lembaga tersebut berfungsi sesuai dengan perubahan sosial yang terjadi. Di dalam pedagogik tradisional, tempat individu adalah sebagai objek perubahan sosial. Individu tersebut mempelajarai peranan yang baru didalam kehidupan sosial yang berubah.
Kedua, perubahan sosial ditinjau dari pedagogik modern (pedagogik transformatif). Titik tolak pedagogik transformatif ialah “individu-yang-menjadi”. Hal ini berarti seorang individu hanya dapat berkembang didalam interaksinya dengan tatanan kehidupan sosial budaya dimana dia hidup. Pandangan pedagogik transformatif terhadap individu bukanlah sebagai suatu entity yang telah jadi, tetapi sedang menjadi. Individu mempuanyai peran emansipasif sehingga bukan hanya sebagai objek dari perubahan sosial, tetapi sekaligus berperan sebagai faktor dari pengubah dan pengarah dari perubahan sosial atau sebagai agen perubahan agen.
Lembaga pendidikan (sekolah) baik pendidikan tradisional atau modern yakni memiliki fungsi pendidikan nasional sebagai salah satu faktor perubahan sosial atau pengembangan potensi/kompetensi peserta didik dan memiliki peran pendidikan nasional sebagai pendorong perubahan sosial yang terlihat dalam UU Sisdiknas 2003 Pasal 3. Jadi, dengan melihat dengan melihat nilai-nilai perubahan sosial dalam fungsi pendidikan nasional, dapat dipahami bahwa pendidikan nasional memiliki muatan nilai sebagai pendorong terjadinya perubahan sosial, khususnya pengembangan potensi/kompetensi peserta didik sebagai salah satu bagian dari masyarakat (sosial).
Keberadaan pendidikan sebagai  faktor perubahan sosial, peranan pendidik atau guru memiliki peranan strategis dalam mewujudkan anak didik agar siap dalam menghadapi perubahan sosial yang diharapkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Amanda Coffey (2001) bahwa pendidik / guru dari hari ke hari bekerja untu sekolah, sebagai kunci implementasi (implementers) kebijakan pendidikan. Sebagai actor sosial yang utama dalam pendidikan, pendidik memiliki tanggung jawab dalam melengkapi praktik pedagogic sebagaimana halnya transmisi pengetahuan dan keterampilan. Mereka juga bertanggungjawab terhadap manajemen ruangan kelas. Pendidik menempati posisi terdepan dalam kebijakan dan perubahan sosial.
            Pendidikan sebagai suatu proses sosial dan terdapat berbagai jenis masyarakat, suatu kriteria untuk mengkritisi dan membangun pendidikan berimplikasi pada suatu masyarakat yang ideal. Terdapat dua hal penting dalam mengukur suatu bentuk masyarakat yang dikatakan ideal adalah sejauh mana keinginan (interest) dari suatu kelompok dapat diperoleh semua anggota kelompok masyarakat tersebut dan pemenuhan serta kebebasan dalam berinteraksi,berkomunikasi, dan dengan kelompok masyarakat dimana suatu  perubahan sosial tanpa mengakibatkan ketidakteraturan (disorder).
            Indonesia, dalam program pembangunan nasional, selalu menempatkan pendidikan menjadi salah satu sektor prioritas pembangunan nasional. Dari masa ke masa, pendidikan di Indonesia terus mengalami  kemajuan, kendatipun terdapat sejumlah kendala yang  dihadapi. Hingga tahun 1990-an untuk pendidikan dasar (primary education) hampir tercapai, pendidikan menengah (secondary education), dan pendidikan menengah atas (higher education) terus mengalami peningkatan.
            Peningkatan anggaran pendidikan nasional yang telah mencapai 12 % dari total Angggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sejak 2005, diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan nasional. Dengan anggaran pendidikan tersebut pemerintah telah melaksanakan program yang akan bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional kedepan, seperti pelaksanaan sertifikasi pendidik (guru dan dosen) peningkatan sarana-prasarana fisik sekolah / madrasah, kesempatan studi lanjut bagi pendidik meningkatkan anggaran penelitian, dan lain-lain. Selain itu diharapkan dapat memacu suatu kondisi proses pendidikan nasional yang berkualitas, yang mampu membawa bangsa ini menjadi salah satu bangsa terdepan, dimana generasi muda (youth generation) dapat berkompetetif dengan bangsa yang telah maju. Karena kualitas pendidkan masih perlu dibenahi dan ditingkatkan. Untuk kualitas perguruan tinggi ranking dunia, perguruan tinggi didalam negeri tertinggal jauh dalam hal kuaitas.
            Penyiapan sumber daya manusia (man power) atau generasi muda potensial, dalam merespon kebutuhan perubahan sosial, yang berbentuk era-globalisasi, merupakan pilihan yang harus diambil dalam kebijakan pendidikan dan proses pembelajaran. Globalisasi ekonomi dan revolusi informasi mendorong suatu perubahan radikal dalam proses belajar, dengan mempromosikan suatu komoditas pendidikan yang baru dan dengan terpaksa harus mengeluarkan proses  pembelajaran tradisional dari lembaganya.
            Pendidikan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi akan mengontrol atau dikontrol, dimana fungsi pendidikan akan berubah sebagai suatu instrumen penyiapan reproduksi budaya (reproducing society) atau sebagai instrument rekayasa sosial dalam skala besar dengan penempatan progresif dari standar universal system pendidikan dengan menggunakan belajar jaringan internet ( network ), sekolah bersentuhan pada tindakan mengendepankan rasionalitas, disiplin pengetahuan, sosialisasi tereduksi untuk pengembangan dan sertifikasi kompetensi individual. Sejumlah tujuan nasional pendidikan dibatasi untuk memenuhi berbagai persyarata ekonomi di bawah sejumlah kondisi kompetisi global.
            Suatu generasi muda yang diharapkan bangsa ini adalah generasi muda yang cerdas, mandiri, berpengetahuan, berteknologi, berketerampilan, jujur, kerja keras, dan berakhlakul karimah, sesuai dengan makna tujuan pendidikan nasional. Proses pendidikan yang mampu menghasilkan suatu generasi muda yang baik dapat membawa suatu perubahan sosial yang positif bagi suatu bangsa. Banyak bangsa-bangsa yang tadinya terbelakang (under developing countries), dalam waktu yang tidak terlalu lama, telah menjadi negarai maju (developing countries) berawal dari kebijakan spektakuler pemerintah yang disertai komitmen yang tinggi dalam melakukan investasi sumber daya manusia (human power investment), bukan hanya mengandalkan sumber daya alam (natural resources). 
 Adanya pendidikan dapat mempengaruhi perubahan sosial, yang mana perubahan sosial nantinya akan mempunyai fungsi yaitu: melakukan reproduksi budaya, mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional, melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional, dan melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi tradisional yang telah ketinggalan.
Dalam proses perubahan sosial modifikasi yang terjadi seringkali tidak teratur dan tidak menyeluruh, meskipun sendi-sendi yang berubah itu saling berkaitan secara erat, sehingga melahirkan ketimpangan kebudayaan. Dikatakan pula olehnya bahwa cepatnya perubahan teknologi jelas akan membawa dampak luas ke seluruh institusi-institusi masyarakat sehingga munculnya kemiskinan, kejahatan, kriminalitas dan lain sebagainya merupakan dampak negatif yang tidak bisa dicegah.
Untuk itulah pendidikan harus mampu melakukan analisis kebutuhan nilai, pengetahuan dan teknologi yang paling mendesak dapat mengantisipasi kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan.
Ada dua istilah dalam perubahan sosial, yaitu:
a.    Diferensiasi merupakan suatu keniscayaan yang pasti dilalui oleh sistem sosial dalam mengadaptasikan diri terhadap perubahan-perubahan di lingkungannya, dan
b.    Kemampuan untuk melakukan diferensiasi merupakan sebuah indikator positif mengenai kemampuan suatu sistem dalam menyesuaikan diri sesuai dengan proses-proses perubahan yang terjadi.
Sedangkan alur perkembangan diferensiasi pendidikan dapat diterangkan dalam beberapa poin sebagai berikut:
a.    Pendidikan pada masyarakat sederhana yang belum mengenal tulisan.Dalam kehidupan masyarakatnya mengembangkan pendidikan secara informal yang berfungsi untuk memberikan bekal keterampilan-keterampilan mata pencaharian dan memperkenalkan pola tingkah laku yang sesuai dengan nilai serta norma masyarakat setempat.
b.    Pada tingkatan yang lebih maju, sebagaian proses sosialisasi teridentifikasi keluar dari batas keluarga, diserahkan kepada semua pemuda di masyarakat tentu saja dengan bimbingan para orang tua yang berpengalaman atau berkeahlian.
c.    Dengan berkembangnya diferensiasi di masyarakat itu sendiri, maka meningkat pula upaya seleksi sosial.
d.   Pada tingkatan berikutnya hubungan antara pendidikan dengan masyarakat menjadi kian rumit dan semakin kompleks. Sejalan dengan arus industrialisasi dan kecenderungan diferensiasi sosial, maka spesialisasi peranan menjadi cirri istimewa masyarakat pada tingkatan keempat ini.







BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.      Perubahan sosial merupakan proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Dengan adanya perubahan sosial juga merupakan gejala yang melekat dimasyarakat yang dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada suatu waktu dengan keadaan masyarakat pada suatu waktu dengan keadaan masyarakat pada masa lalu. Perubahan sosial berhubungan dengan masuknya modernisasi dan globalisasi ke negara Indonesia. Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan
2.      Adanya pendidikan dapat mempengaruhi perubahan sosial, yang mana perubahan sosial nantinya akan mempunyai fungsi yaitu: melakukan reproduksi budaya, mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional, melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional, dan melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi tradisional yang telah ketinggalan.













DAFTAR PUSTAKA

Idi,Abdullah.2014.Sosiologi Pendidikan Individu,Masyarakat,dan Pendidikan.Jakarta:PT Rajagrafindo Persada.

Ruswanto.2009.Sosiologi. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

3 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Assalamu'alaikum wr. wb | TNB