CERPEN Berlibur Ke Rumah Nenek

Rabu, 06 April 2016 0 komentar



        Di sebuah desa tepatnya di Desa Purwodadi hiduplah seorang petani bernama Syamsudin, yang biasa di panggil Pak Syamsudin. Pak Syamsudin mempunyai seorang istri dan seorang anak. Nama istri Pak Syamsudin  adalah Ibu  Nafi’ah dan anak mereka bernama Riya. Pak Syamsudin dan Bu Nafi’aah tidak pernah merasa putus asa dalam bekerja. Pak Syamsudin yang berperawakan tinggi, berbadan kekar, dan berwibawa itu tidak pernah mengenal lelah demi menghidupi keluarganya. Setiap pagi beliau dan sang istri selalu pergi ke sawah untuk mengolah tanah sawahnya. Padi dan tanaman-tanaman di sawahnya tumbuh subur karena selalu dirawat dengan baik.
       Riya sekarang duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Meskipun Riya anak tunggal, tapi dia tidak manja kepada orang tuanya. Setiap hari Riya selalu mandi, menyiapkan peralatan sekolah, dan berangkat sekolah sendiri naik sepeda kecil pemberian ayahnya. Tidak lupa Riya juga selalu sarapan agar disekolah tidak lemas saat pelajaran. Riya termasuk anak yang rajin di kelasnya. Dia tidak pernah terlambat sekolah dan selalu mengerjakan tugas dan PR yang diberikan oleh gurunya.
       Liburan semester telah tiba, hari yang ditunggu-tunggu anak sekolah untuk pergi berlibur. Riya mengajak bapak dan ibunya untuk pergi berlibur ke rumah nenek yang ada di Bangorejo. Kebetulan sudah lama dia tidak berkunjung ke rumah nenek. Bapak dan ibu Riya setuju, Riya sangat senang.
       Keesokan harinya mereka berangkat dengan naik sepeda ontel. Saat itu keluarga Riya belum mempunyai sepeda motor. Bapak dan ibu Riya berboncengan, dan Riya mengikuti di belakangnya naik sepeda kecilnya sendiri. Untungnya rumah nenek Riya tidak begitu jauh, hanya berbeda kecamatan. Sepanjang perjalanan, mereka menikmati pemandangan sambil mengayuh sepeda ontelnya. Mereka melewati sawah yang luas, dan sungai yang jernih.
       Setelah sampai di rumah nenek, Riya bergegas turun dari sepedanya dan mengucapkan salam kepada neneknya. “Assalamu’alaikum Nek, Riya datang bersama bapak dan Ibu!” seru Riya sambil berlari menghampiri kakek dan neneknya yang rambutnya mulai memutih itu.
       “Aduuuh, cucuku datang! Sudah besar dan cantik ya sekarang !” kata nenek gembira sambil memeluk dan mencium pipi Riya yang gembil itu.
       “Iya Nek! Riya kangen sama Nenek dan Kakek. Riya ingin berlibur lama disini. Boleh kan Nek?” tanya Riya dengan girang.
       “Oo… Tentu boleh sayang, Nenek senang sekali karena akan ditemani cucu nenek tersayang”, jawab nenek dengan senang. Maklumlah Riya jarang menginap di rumah neneknya karena harus sekolah. Kemudian disusul dengan bapak dan ibunya Riya bersalaman dengan kakek dan nenek.
       “Bagaimana kabarnya Pak, Bu? Sehat-sehat saja kan??” tanya Ibunya Riya. “Alhamdulillah sehat…” jawab kakek dan nenek. Mereka kemudian agak lama berbincang-bincang melepas rasa rindu. Kemudian mereka beristirahat sejenak melepas rasa lelah.
       Sore harinya, Riya ingat pada kawan-kawannya yang tinggal tidak jauh dari rumah neneknya. Ia kemudian minta ijin kepada bapak dan ibunya untuk bermain ke rumah kawan-kawannya itu. Pertama Riya datang ke rumah Dian.
       Sesampai di rumah Dian, Riya mengetuk pintu sambil memanggil-manggil nama Dian. “Tok..tok..tok.. Dian… Aku Riya.” Sambil mengetuk pintu.
       “Dian… Dian…,” suara Riya memanggil Dian.
       “Iya, tunggu sebentar.” Sahut Dian dari dalam rumah. Sebentar kemudian Dian muncul dari dalam rumah. “Hah ! Riya! Apa kabar? Kapan datang?” tanya Dian.
       “ Aku baik-baik saja, kalau kamu bagaimana?” tanya Riya
       “Aku juga baik-baik saja,” jawab Dian senang.
       “Kapan datang?” sahut Dian.
       “Tadi siang, aku sampai dirumah nenek” jawab Riya
       Mereka akhirnya bercerita untuk melepas rasa rindunya masing-masing karena sudah lama tidak bertemu. “Eh, kita sudah lama tidak mandi di sungai bersama-sama” kata Dian. “Oh, iya. Ayo kita mandi di sungai. Ajak Ani juga.” Kata Riya. Ani adalah teman sebaya mereka yang rumahnya disebelah rumah Dian. Akhirnya mereka pergi ke rumah Ani dan mengajak Ani untuk mandi di sungai bersama-sama. Sebelum mandi di sungai mereka mengambil handuk dan sabun mandi dulu.
       Rumah nenek Riya sangat dekat dengan sungai, hanya cukup berjalan 5 menit sudah sampai di sungai. Air sungainya sangat jernih namun agak dalam dan  arusnya agak deras. Setiap Riya berada dirumah neneknya, dia selalu bermain-main di sungai bersama kawan-kawannya. Terkadang mencari ikan, kadang juga mandi di sungai.
       Saat itu Riya berenang-renang menuju ke tengah sungai. Kawan-kawan Riya memperingatkan agar jangan berenang ke tengah karena airnya dalam dan arusnya deras. Tapi Riya tidak mendengarkan dan tetap berenang menuju ke tengah sungai. Dan akhirnya Riya terseret arus dan Riya berteriak meminta tolong.
       “Toloooong .. ! tolooong..!” teriak Riya. Riya berpegangan pada batu besar di sungai. Dian dan Ani kaget dan segera berenang menolong temannya itu. Akhirnya Riya dibawa ke pinggiran sungai. “Kamu tidak apa-apa kan, Riya?” tanya Dian. Riya batuk-batuk karena sudah menelan air sungai. Akhirnya Riya diantarkan ke rumah neneknya.
       “Lho, Riya kenapa ini??” tanya nenek panik.
       “Ini nek, tadi Riya terseret arus di sungai.” Kata Ani.
       “Kok bisaaa..???” tanya nenek khawatir.
       “Tadi Riya berenang di tengah-tengah sungai Nek” jawab Ani.
       “Kalau begitu ayo kita bawa masuk ke kamar” kata nenek.
       Akhirnya Riya dibawa masuk ke kamar dan beristirahat ditemani nenek dan Ibunya. Keesokan harinya Riya demam, kemudian Ibunya menyuruh bapaknya untuk memeriksakan ke dokter. Dokter yang dekat dengan rumah Nenek Riya bernama Dokter Cipto. Akhirnya oleh bapaknya Riya dibawa ke rumah Dokter Cipto.
       Sesampainya di rumah Dokter Cipto Riya bersembunyi di belakang bapaknya. “Pak… aku takut disuntik,,,,” kata Riya kepada bapaknya.
       “Tidak apa-apa nak.. tidak sakit kok” kata bapaknya menenangkan Riya. Kemudian Pak dokter dan bapaknya Riya berbincang-bincang sebentar, lalu menyuruh Riya untuk masuk ke ruang Dokter untuk disuntik.
       Tiba-tiba Riya menangis ketakutan, “Pak…. Aku takuutt…..” kata Riya sambil menangis.
       “Lho,, kok menangis… disuntik itu tidak sakit kok, hanya seperti digigit semut..” kata dokter. Kemudian Riya berbaring tengkurap lalu disuntik oleh pak dokter.
       Ternyata rasanya tidak sesakit yang Riya bayangkan. Dan sejak saat itu Riya tidak takut lagi untuk disuntik. Lalu dokter memberikan obat untuk Riya.
       “Obatnya diminum yaa.. biar cepat sembuh..” kata dokter.
       “Baik dok…” kata Riya. Lalu Riya dan ayahnya pulang ke rumah neneknya. Setelah itu Riya makan dan langsung minum obat dari dokter.
       Keesokan harinya Riya sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Dan Riya bisa bermain kembali bersama kawan-kawannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Assalamu'alaikum wr. wb | TNB