A.
Latar
Belakang
Dalam era global, teknologi dan ilmu
pengetahuan telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga informasi lebih
mudah di peroleh, hendaknya menjadikan anak lebih aktif berpartisipasi sehingga
melibatkan intelektual dan emosional siswa dalam proses belajar. Keaktifan di
sini berarti fisik secara aktif dan tidak terfokus pada suatu sumber informasi
yaitu guru.
Keberhasilan tujuan pendidikan
terutama di tentukan oleh proses belajar mengajar yang di alami oleh siswa.
Sisiwa yang belajar akan mengalami perubahan baik pengetahuan, pemahaman,
penalaran, keterampilan, nilai dan sikap. Agar perubahan tersebut dapat
tercapai dengan baik, maka diperlukan berbagai faktor untuk menghasilkan
perubahan yang di harapkan yaitu mengefektifan pemahaman dari konsep.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak
terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum,
guru atau pendidik, pembelajaran dan peserta. Dimana semua komponen ini
bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut
harus mampu menggunakan berbagai model pembelajaran agar peserta didik dapat
melakukan kegiatan belajar. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan
hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran.
Peserta didik harus disiapkan sejak
awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis
model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik. Model-model pembelajaran
sosial merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di kelas dengan
melibatkan peserta didik secara penuh (student center) sehingga peserta didik
memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan, peserta dapat melatih
kemandirian, peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya.
Penggunaan model Examples non examples marupakan suatu alternative sebagai meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa. Maka di perlukan suatu usaha guna meningkatkan dan menumbuhkan siswa dalam berkomunikasi yaitu guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Dalam hal ini untuk untuk memecahkan masalah tersebut di tawarkan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran Examples non examples.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah penanaman nilai-nilai keadilan
melalui model pembelajaran
Examples non examples pada siswa
Sekolah Dasar?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan
penulisan ini sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui penanaman nilai-nilai keadilan melalui model pembelajaran Examples non examples pada siswa Sekolah Dasar.
BAB
2. PEMBAHASAN
A.
Penanaman
Nilai-nilai Keadilan Melalui Model Pembelajaran
Examples non examples Pada Siswa
Sekolah Dasar
Seluruh
nilai-nilai kelima Pancasila diajarkan dan ditanamkan sejak masa kanak-kanak
melalui lembaga nonformal seperti keluarga dan lingkungan ataupun lembaga
formal seperti sekolah. Pembelajaran tentang Pancasila selalu ada disetiap
jenjang pendidikan di Indonesia. Pengajaran ini mengarah pada penerapan
nilai-nilai Pancasila yang telah diajarkan pada lingkungan disekitarnya.
Keadilan
berasal dari bahasa Arab adil yang artinya tengah. Keadilan itu berarti
menempatkan sesuatu di tengah-tengah, tidak berat sebelah atau dengan kata lain
keadilan berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Beberapa pendapat
pengertian mengenai keadilan dan mengenai makna keadilan.
· Menurut W.J.S. Poerdaminto, keadilan
berarti tidak berat sebelah, sepatut nya , tidak sewenang-wenang. Jadi, dalam
pengertian adil termasuk di dalamnya tidak terdapat kesewenang-wenangan. Orang
yang bertindak sewenang-wenang berarti bertindak tidak adil.
· Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), keadilan berarti sifat perbuatan, perlakuan yang adil. Keadilan berarti
perilaku atau perbuatan yang dalam pelaksanaannya memberikan kepada pihak lain
sesuatu yang semestinya harus diterima oleh pihak lain.
· Menurut Frans Magnis Suseno dalam
bukunya Etika Politik menyatakan bahwa keadilan sebagai suatu keadaan di mana
orang dalam situasi yang sama diperlakukan secara sama.
Keadilan
merupakan salah satu tujuan negara republik Indonesia selaku negara hukum.
Penegakan keadilan akan membuat kehidupan manusia Indonesia, baik selaku
pribadi, selaku anggota masyarakat, maupun selaku warga negara menjadi aman,
tenteram, dan sejahtera.
Upaya
untuk mencapai ke arah itu memerlukan nilai keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan, yang menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seluruh
warga negara Indonesia tanpa membedakan agama, suku, bahasa, dan status sosial
ekonominya. Setiap warga negara Indonesia harus diperlakukan adil sesuai dengan
hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Adapun
nilai-nilai yang tercermin dalam sila kelima, antara lain sebagai berikut.
1.
Mewujudkan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, terutama meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial,
kebudayaan, dan pertahanan keamanan nasional.
2.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati
hak-hak orang lain.
3.
Bersikap adil dan suka memberi pertolongan kepada orang
lain.
4.
Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang terpuji yang
senantiasa mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
5.
Cinta akan kemajuan dan pembangunan bangsa, baik material
maupun spiritual.
Salah
satu cara menanamkan nilai-nilai keadilan pada siswa Sekolah Dasar adalah
dengan melalui model pembelajaran Examples
non examples. Model pembelajaran Examples
non examples adalah model pembelajaran dengan menggunakan media gambar
untuk dianalisis oleh siswa dan menghasilkan deskripsi singkat dari suatu
materi pelajaran menekankan kemampuan siswanya untuk menganalisis sebuah konsep
dengan contoh dan non contoh yaitu dari contoh materi yang dibahas dan bukan
contoh dari suatu materi yang dibahas.
Menurut
Buehl (1996) dalam Apariani dkk, (2010:20) menjelaskan bahwa examples non examples adalah taktik yang
dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan
siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari examples non examples dari suatu
definisi konsep yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya
sesuai dengan konsep yang ada. Examples
memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang
sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang
bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Model
Pembelajaran Examples non examples
atau juga biasa di sebut Examples And
Non-Examples merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan
media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar
tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam
gambar.
Salah
satu proses belajar mengajar adalah gambar. Media gambar merupakan salah satu
alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu mendorong
siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya. Dengan menerapkan
media gambar diharapkan dalam pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional
bagi semua siswa. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan akan
aktif termotivasi untuk belajar.
Prinsip Reaksi model pembelajaran Examples non
examples adalah Guru memberi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen yang lebih kecil. Selanjutna guru membagi siswa kedalam
kelompok belajar 2-3 orang siswa, sehingga setiap anggota bertanggung jawab
atas setiap penguasaan komponen-komponen yang di tugaskan sebaik-baiknya.
Sehingga menyebabkan tumbuhnya rasa senang dalam proses belajar mengajar, serta
dapat menjadikan siswa lebih semangat belajar karena dapat melihat secara
langsung.
Dalam sistem sosial guru selalu mengamati semua yang di
lakukan tiap kelompok agar kegiatan berjalan lancar. Dalam model ini guru tidak
banyak mejelaskan tentang materi. Guru hanya menyiapkan materi yang berupa
gambar-gambar untuk memfasilitasi anak dalam mendiskusikan sebuah materi dan
dilakukan secara kelompok. Dalam kelompok tersebut tidak hanya materi yang di
bahas saja melainkan juga memberi arti penting dari kerjasama, persaingan sehat
antar kelompok, keterlibatan belajar dan tanggung jawab.
Examples non examples merupakan model pembelajaran dengan
mempersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan
kompetensi, sajian gambar ditempel atau memakai LCD/OHP, dengan petunjuk guru
siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi
hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Roestiyah. 2001:
73).
Selanjutnya Slavin dalam Djamarah, (2006: 1) dijelaskan
bahwa examples non examples adalah
model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat
diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar.
Menurut
(Agus Suprijono, 2009 : 125) Langkah-langkah model pembelajaran examples non examples diantaranya :
1.
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan
dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar.
2.
Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui
LCD atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini guru
juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat
dan sekaligus pembentukan kelompok siswa.
3.
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta
didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan
menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detail gambar dapat
dipahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang
gambar yang sedang diamati siswa.
4.
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil
diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang
digunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru.
5.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan
kelompok masing-masing.
6.
Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil
dari analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
7.
Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan
tujuan pembelajaran
Sehingga
penanaman nilai-nilai keadilan melalui model pembelajaran Examples non
examples dapat dilakukan dengan
cara:
Pendahuluan
1.
Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.
2.
Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3.
Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak/dinamika dan lagu
yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
4.
Guru menyiapkan fisik dan psikis anak dalam mengawali
kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.
5.
Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Inti
1.
Guru mempersiapkan
gambar-gambar yang berhubungan dengan nilai-nilai keadilan, seperti gambar
seorang ibu yang tidak pilih kasih membelikan mainan kepada anak-anaknya, siswa
yang berbagi makanan sama rata kepada teman-temannya, menolong orang yang
sedang kesusahan dan masih banyak contoh yang lain.
2.
Guru menempelkan gambar
atau bisa juga melalui LCD proyektor, selanjutnya siswa dibentuk kelompok 2-3
orang.
3.
Guru memberi petunjuk
kepada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar, selain itu guru
memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.
4.
Melalui diskusi 2-3
orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar ditulis dalam kertas.
5.
Tiap kelompok diberi
kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya melalui perwakilan kelompok.
6.
Setelah memahami dari
hasil analisis yang dilakukan siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan pembelajaran.
Penutup
1.
Siswa melakukan perenungan tentang kegiatan pembelajaran hari
ini.
2.
Siswa menuliskan hal-hal yang telah mereka pelajari,
kesulitan yang mereka alami,serta hal lain apa yang ingin mereka pelajari lebih
lanjut.
3.
Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan perenungan dengan
mengajak siswa membacakan jawaban mereka.
4.
Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
5.
Guru menyampaikan pesan moral untuk senantiasa bersikap adil
kepada siapapun.
6.
Siswa mencari informasi lain tentang nilai-nilai keadilan.
7.
Siswa dapat bertanya kepada orang tua atau orang di sekitar, menonton
televisi, atau membaca buku.
8.
Salam dan do’a penutup.
Jadi
kesimpulan dari tahap-tahap penggunaan model pembelajaran Examples non
examples dalam pembelajaran materi PKn yang dipelajari adalah melakukan
penjelasan materi dari hasil analisis dan diskusi kelompok siswa terhadap suatu
materi dengan menggunakan media gambar dan guru menjelaskan materi tersebut dari
hasil analisis siswa. Sehingga siswa juga dapat memahami suatu konsep dalam
pembelajaran dengan mudah yaitu menganalisa dengan menggunakan gambar-gambar
yang relevan dari suatu materi yang dipelajarinya.
Menurut
Buehl dalam (Apriani dkk, 2007:219) mengemukakan kelebihan metode example non
example antara lain:
1.
Siswa berangkat dari satu
definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan
lebih mendalam dan lebih kompleks.
2.
Siswa terlibat dalam satu proses
discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara
progresif melalui pengalaman dari example dan non example
3.
Siswa diberi sesuatu yang berlawanan
untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan
bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang
merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Keunggulan
lainnya dalam model pembelajaran examples non examples diantaranya :
1.
Siswa lebih berfikir kritis dalam
menganalisa gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)
2.
Siswa mengetahui aplikasi dari
materi berupa contoh gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)
3.
Siswa diberi kesempata
mengemukakan pendapatnya yang mengenai analisis gambar yang relevan dengan
Kompetensi Dasar (KD)
Kekurangan
Model Pembelajaran Example Non Example:
1.
Tidak semua materi dapat
disajikan dalam bentuk gambar.
2.
Memakan waktu yang lama.
BAB 3. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penanaman nilai-nilai keadilan
melalui model
pembelajaran Examples non examples
dapat dilakukan dengan cara:
1.
Guru mempersiapkan
gambar-gambar yang berhubungan dengan nilai-nilai keadilan, seperti gambar
seorang ibu yang tidak pilih kasih membelikan mainan kepada anak-anaknya, siswa
yang berbagi makanan sama rata kepada teman-temannya,menolong orang yang sedang
kesusahan dan masih banyak contoh yang lain.
2.
Guru menempelkan gambar
atau bisa juga melalui LCD proyektor, selanjutnya siswa dibentuk kelompok 2-3
orang.
3.
Guru memberi petunjuk
kepada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar, selain itu guru
memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.
4.
Melalui diskusi 2-3
orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar ditulis dalam kertas.
5.
Tiap kelompok diberi
kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya melalui perwakilan kelompok.
6.
Setelah memahami dari
hasil analisis yang dilakukan siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sridewita,
Hilda. 2013. Strategi Pembelajaran
Example Non Example. (Online)
http://hildasridewitase.blogspot.co.id/2013/07/strategi-pembelajaran-example-non.html
diakses tanggal 13 November 2015
Noor,
Widya. …. …. (Online)
http://amikom.ac.id/research/index.php/STI/article/viewFile/5315/4100
diakses tanggal 06 Desember 2015
Suciati, Rien. 2013. Model Pembelajaran Examples non examples.
(Online)
http://riensuciati99.blogspot.co.id/2013/04/model-pembelajaran-examples-non-examples.html diakses tanggal
13 November 2015
Sridewita,
Hilda. 2013. Strategi Pembelajaran
Example Non Example. (Online)
http://hildasridewitase.blogspot.co.id/2013/07/strategi-pembelajaran-example-non.html
diakses tanggal 13 November 2015
Yudistira,
Rheza. 2012. Makna Keadilan. (Online)
http://rhezaguasterz.blogspot.co.id/
diakses tanggal 08 Desember 2015
0 komentar:
Posting Komentar