Di
sebuah desa tepatnya di Desa Purwodadi hiduplah seorang petani bernama
Syamsudin, yang biasa di panggil Pak Syamsudin. Pak Syamsudin mempunyai seorang
istri dan seorang anak. Nama istri Pak Syamsudin adalah Ibu
Nafi’ah dan anak mereka bernama Riya. Pak Syamsudin dan Bu Nafi’aah
tidak pernah merasa putus asa dalam bekerja. Pak Syamsudin yang berperawakan
tinggi, berbadan kekar, dan berwibawa itu tidak pernah mengenal lelah demi
menghidupi keluarganya. Setiap pagi beliau dan sang istri selalu pergi ke sawah
untuk mengolah tanah sawahnya. Padi dan tanaman-tanaman di sawahnya tumbuh
subur karena selalu dirawat dengan baik.
Riya sekarang duduk di kelas 1 Sekolah
Dasar. Meskipun Riya anak tunggal, tapi dia tidak manja kepada orang tuanya.
Setiap hari Riya selalu mandi, menyiapkan peralatan sekolah, dan berangkat
sekolah sendiri naik sepeda kecil pemberian ayahnya. Tidak lupa Riya juga selalu
sarapan agar disekolah tidak lemas saat pelajaran. Riya termasuk anak yang
rajin di kelasnya. Dia tidak pernah terlambat sekolah dan selalu mengerjakan
tugas dan PR yang diberikan oleh gurunya.
Liburan semester telah tiba, hari yang
ditunggu-tunggu anak sekolah untuk pergi berlibur. Riya mengajak bapak dan
ibunya untuk pergi berlibur ke rumah nenek yang ada di Bangorejo. Kebetulan
sudah lama dia tidak berkunjung ke rumah nenek. Bapak dan ibu Riya setuju, Riya
sangat senang.
Keesokan harinya mereka berangkat dengan
naik sepeda ontel. Saat itu keluarga Riya belum mempunyai sepeda motor. Bapak
dan ibu Riya berboncengan, dan Riya mengikuti di belakangnya naik sepeda
kecilnya sendiri. Untungnya rumah nenek Riya tidak begitu jauh, hanya berbeda
kecamatan. Sepanjang perjalanan, mereka menikmati pemandangan sambil mengayuh
sepeda ontelnya. Mereka melewati sawah yang luas, dan sungai yang jernih.
Setelah sampai di rumah nenek, Riya
bergegas turun dari sepedanya dan mengucapkan salam kepada neneknya.
“Assalamu’alaikum Nek, Riya datang bersama bapak dan Ibu!” seru Riya sambil
berlari menghampiri kakek dan neneknya yang rambutnya mulai memutih itu.
“Aduuuh, cucuku datang! Sudah besar dan
cantik ya sekarang !” kata nenek gembira sambil memeluk dan mencium pipi Riya
yang gembil itu.
“Iya Nek! Riya kangen sama Nenek dan
Kakek. Riya ingin berlibur lama disini. Boleh kan Nek?” tanya Riya dengan
girang.
“Oo… Tentu boleh sayang, Nenek senang
sekali karena akan ditemani cucu nenek tersayang”, jawab nenek dengan senang.
Maklumlah Riya jarang menginap di rumah neneknya karena harus sekolah. Kemudian
disusul dengan bapak dan ibunya Riya bersalaman dengan kakek dan nenek.
“Bagaimana kabarnya Pak, Bu? Sehat-sehat
saja kan??” tanya Ibunya Riya. “Alhamdulillah sehat…” jawab kakek dan nenek.
Mereka kemudian agak lama berbincang-bincang melepas rasa rindu. Kemudian
mereka beristirahat sejenak melepas rasa lelah.
Sore harinya, Riya ingat pada
kawan-kawannya yang tinggal tidak jauh dari rumah neneknya. Ia kemudian minta
ijin kepada bapak dan ibunya untuk bermain ke rumah kawan-kawannya itu. Pertama
Riya datang ke rumah Dian.
Sesampai di rumah Dian, Riya mengetuk
pintu sambil memanggil-manggil nama Dian. “Tok..tok..tok.. Dian… Aku Riya.”
Sambil mengetuk pintu.
“Dian… Dian…,” suara Riya memanggil Dian.
“Iya, tunggu sebentar.” Sahut Dian dari
dalam rumah. Sebentar kemudian Dian muncul dari dalam rumah. “Hah ! Riya! Apa kabar?
Kapan datang?” tanya Dian.
“ Aku baik-baik saja, kalau kamu bagaimana?”
tanya Riya
“Aku juga baik-baik saja,” jawab Dian
senang.
“Kapan datang?” sahut Dian.
“Tadi siang, aku sampai dirumah nenek”
jawab Riya
Mereka akhirnya bercerita untuk melepas
rasa rindunya masing-masing karena sudah lama tidak bertemu. “Eh, kita sudah
lama tidak mandi di sungai bersama-sama” kata Dian. “Oh, iya. Ayo kita mandi di
sungai. Ajak Ani juga.” Kata Riya. Ani adalah teman sebaya mereka yang rumahnya
disebelah rumah Dian. Akhirnya mereka pergi ke rumah Ani dan mengajak Ani untuk
mandi di sungai bersama-sama. Sebelum mandi di sungai mereka mengambil handuk
dan sabun mandi dulu.
Rumah nenek Riya sangat dekat dengan
sungai, hanya cukup berjalan 5 menit sudah sampai di sungai. Air sungainya
sangat jernih namun agak dalam dan
arusnya agak deras. Setiap Riya berada dirumah neneknya, dia selalu
bermain-main di sungai bersama kawan-kawannya. Terkadang mencari ikan, kadang
juga mandi di sungai.
Saat itu Riya berenang-renang menuju ke
tengah sungai. Kawan-kawan Riya memperingatkan agar jangan berenang ke tengah
karena airnya dalam dan arusnya deras. Tapi Riya tidak mendengarkan dan tetap
berenang menuju ke tengah sungai. Dan akhirnya Riya terseret arus dan Riya
berteriak meminta tolong.
“Toloooong .. ! tolooong..!” teriak Riya.
Riya berpegangan pada batu besar di sungai. Dian dan Ani kaget dan segera
berenang menolong temannya itu. Akhirnya Riya dibawa ke pinggiran sungai. “Kamu
tidak apa-apa kan, Riya?” tanya Dian. Riya batuk-batuk karena sudah menelan air
sungai. Akhirnya Riya diantarkan ke rumah neneknya.
“Lho, Riya kenapa ini??” tanya nenek
panik.
“Ini nek, tadi Riya terseret arus di
sungai.” Kata Ani.
“Kok bisaaa..???” tanya nenek khawatir.
“Tadi Riya berenang di tengah-tengah
sungai Nek” jawab Ani.
“Kalau begitu ayo kita bawa masuk ke
kamar” kata nenek.
Akhirnya Riya dibawa masuk ke kamar dan
beristirahat ditemani nenek dan Ibunya. Keesokan harinya Riya demam, kemudian
Ibunya menyuruh bapaknya untuk memeriksakan ke dokter. Dokter yang dekat dengan
rumah Nenek Riya bernama Dokter Cipto. Akhirnya oleh bapaknya Riya dibawa ke
rumah Dokter Cipto.
Sesampainya di rumah Dokter Cipto Riya
bersembunyi di belakang bapaknya. “Pak… aku takut disuntik,,,,” kata Riya
kepada bapaknya.
“Tidak apa-apa nak.. tidak sakit kok”
kata bapaknya menenangkan Riya. Kemudian Pak dokter dan bapaknya Riya
berbincang-bincang sebentar, lalu menyuruh Riya untuk masuk ke ruang Dokter
untuk disuntik.
Tiba-tiba Riya menangis ketakutan, “Pak….
Aku takuutt…..” kata Riya sambil menangis.
“Lho,, kok menangis… disuntik itu tidak
sakit kok, hanya seperti digigit semut..” kata dokter. Kemudian Riya berbaring
tengkurap lalu disuntik oleh pak dokter.
Ternyata rasanya tidak sesakit yang Riya
bayangkan. Dan sejak saat itu Riya tidak takut lagi untuk disuntik. Lalu dokter
memberikan obat untuk Riya.
“Obatnya diminum yaa.. biar cepat
sembuh..” kata dokter.
“Baik dok…” kata Riya. Lalu Riya dan
ayahnya pulang ke rumah neneknya. Setelah itu Riya makan dan langsung minum
obat dari dokter.
Keesokan harinya Riya sudah bisa
beraktivitas seperti biasanya. Dan Riya bisa bermain kembali bersama
kawan-kawannya.
0 komentar:
Posting Komentar