A.
Pengertian Logika
Logika
Berasal dari bahasa yunani “LOGOS” yang berarti kata,
ucapan, atau alasan. Logika adalah
metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Logika mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan
penalaran kesimpulan yang absah. Ilmu ini pertama kali dikembangkan sekitar 300
SM oleh ARISTOTELES dan dikenal sebagai logika tradisioanal atau logika klasik.
Dua ribu tahun kemudian dikembangkan logika modern oleh GEORGE BOOLE dan DE
MORGAN yang disebut dengan Logika Simbolik karena menggunakan simbol-simbol
logika secara intensif.
Logika adalah ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar. Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau
kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan
universal/dapat dipakai dimana-mana.
B. Kalimat Pernyataan
Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan
bahasa yang mengandung arti. Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai
benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
Pernyataan atau
sering diistilahkan dengan kalimat deklaratif merupakan kalimat yang dapat
ditentukan nilai dan kebenarannya, yaitu bernilai benar atau salah tetapi tidak
bernilai benar dan salah sekaligus. Ada
dua cara untuk menentukan nilai kebenaran suatu pernyataan, yaitu sebagai
berikut. Pertama, menentukan
nilai pernyataan dengan cara empiris. Cara empiris merupakan nilai kebenaran
kenyataan atau fakta pada saat tertentu dan ditempat tertentu. Misalnya, tadi
pagi terjadi kecelakaan di depan porles Simak-Simak. Kedua, menentukan nilai kebenaran dengan cara nonempiris. Cara
nonempiris merupakan nilai kebenaran yang bersifat mutlak. Misalnya dalam satu
minggu ada tujuh hari.
Contoh 1 (Pernyataan yang benar) :
1.
Ki Hajar Dewantoro
adalah menteri pendidikan pertama
2.
Jika x = 5, maka 2x = 10
3.
0 adalah bilangan
cacah
Contoh 2 (Pernyataan yang
salah) :
1.
Kelereng berbentuk
segitiga
2.
1 – 4 = 3
3.
Indonesia terletak
di benua Afrika
Contoh 3 (Bukan pernyataan) :
1.
x + 3 = 0
2.
Ambilkan sapu itu!
3.
Berapa umur anda?
Soal Latihan
1. Tulislah
masing-masing tiga buah contoh
a. Penyataan yang benar
b. Pernyataan yang salah
c. Bukan pernyataan
2. Tentukan kalimat
Pernyataan yang bernilai Benar (B)
dan Salah (S)!
a.
Ibu kota Indonesia
adalah Jakarta
b.
Ada 24 jam dalam
sehari
c.
81 habis dibagi 8
d.
Bunga anggrek berwarna putih
e.
Presiden RI ketiga
adalah Megawati
C.
Kalimat
Terbuka
Pengertian Kalimat Terbuka adalah kalimat yang mengandung
variabel. Dalam matematika yang dimaksud dengan kalimat terbuka adalah kalimat
yang belum mempunyai nilai kebenaran. Dalam kehidupan sehari-hari kalimat
terbuka biasanya berbentuk kalimat tanya atau kalimat perintah. Sedangkan dalam
matematika kalimat terbuka berbentuk persamaan atau pertidaksamaan.
Definisi
: Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung variabel, dan jika variabel
tersebut diganti konstanta dari semesta yang sesuai maka kalimat itu akan
menjadi kalimat yang bernilai benar saja atau bernilai salah saja
(pernyataan).
Beberapa istilah
yang perlu diketahui.
1.
Variabel
Huruf x disebut
variabel. Sebuah variabel mewakili sembarang anggota dalam semesta pembicaraan
( himpunan pengganti ).
Misalkan
himpunan pengganti dari x2 –
5x + 4 = 0 adalah:
{
1 , 2 , 5 } maka :
x
= 1 => 12 – 5.1 + 4 = 0 (
benar )
x = 2
=> 22 – 5.2 + 4 = 0 ( salah
)
x = 5
=> 52 – 5.5 + 4 = 0 ( salah
)
Pengganti
variabel yang menyebabkan
kalimat terbuka bernilai benar disebut penyelesaian, dan himpunan semua
penyelesaian itu disebut himpunan
penyelesaian.
Pada contoh diatas HP = { 1 }
2.
Konstanta
Pada kalimat ”x2 – 5x + 4 = 0 ”, bilangan-bilangan
1 , – 5 , 4 dan 0 disebut konstanta.
Suatu konstanta hanya mewakili anggota tertentu dalam semesta pembicaraan.
Contoh
Kalimat Terbuka
Contoh
: Diketahui 7x + 4 = 18. Tentukan nilai
kebenarannya
Penyelesaian
: 7x + 4 = 18
Untuk x = 2 maka :
ð
7.2 + 4 = 18
ð
14 + 4
=18
Jadi untuk x= 2 bernilai benar
Contoh
: Diketahui kalimat
terbuka x2 – 3x – 18 ≤ 0. Tentukan nilai
kebenaran untuk x = 5 dan tentukan
nilai kebenaran untuk
x = – 4.
Penyelesaian : Kalimat terbuka: x2
– 3x – 18 ≤ 0.
Untuk
x = 5 maka:
=> x2 – 3x – 18
≤ 0
=>
52 – 3.5 – 18 ≤ 0
=>
25 – 15 – 18 ≤ 0
=>
–8 ≤ 0
Jadi
untuk x = 5 bernilai benar.
Untuk
x = – 4 maka:
=> x2 – 3x – 18
≤ 0
=>
(– 4)2 – 3.(– 4) – 18 ≤ 0
=>
16 + 12 - 18 ≤ 0
=>
10 ≤ 0
Jadi
untuk x = – 4 bernilai salah.
Soal
Latihan
1.
Diketahui x3 + 3x2
– 2x – 4 ≤ 0. Tentukan nilai
kebenaran untuk x = 5 dan tentukan
nilai kebenaran untuk x = 4.
2.
Diketahui 15x - 9
= 20. Tentukan nilai
kebenarannya
D.
Ingkaran Atau Negasi
Ingkaran atau Negasi adalah suatu pernyataan yang diperoleh dari suatu pernyataan sebelumnya dan mempunyai nilai kebenaran yang
berlawanan dengan pernyataan sebelumnya. Ingkaran digunakan untuk menyangkal suatu pernyataan.
Cara menentukan ingkaran dari suatu pernyataan adalah dengan menambah kata:
1.
Tidak benar bahwa….
2.
Tidak…
3.
Bukan….
Lambang Negasi
Operasi ini merupakan operasi uner yang dilambangkan dengan
tanda "~". Ingkaran pernyataan p adalah ~p atau dibaca "tidak
benar bahwa p" atau "non p" atau "negasi dari p".
Contoh 1
: Jika pernyataan p: Jakarta ibu kota Indonesia (B)
~p:
Jakarta Bukan ibu kota Indonesia (S)
Atau ~p: Tidak benar bahwa
Jakarta ibu kota Indonesia (S)
Contoh 2 : Jika pernyataan p:
17 adalah bilangan genap
(S)
~p:
17 bukan bilangan
genap (B)
Atau
~p: Tidak benar bahwa 17 adalah bilangan genap (B)
Tabel Nilai Kebenaran Negasi atau ingkaran
p
|
~p
|
B
|
S
|
S
|
B
|
Jadi,
apabila p adalah suatu pernyataan yang
bernilai benar maka ingkarannya bernilai salah. Apabila p adalah suatu pernyataaan yang
bernilai salah maka ingkarannya bernilai benar. Ingkaran p ditulis dengan ~p, dibaca
“ingkaran p” atau “negasi p” atau “bukan / tidak p”
Latihan Soal
1.
Tentukan Ingkaran atau negasi dari:
a.
Harga BBM naik
b.
2 + 2 = 5
2.
Tentukan negasi dari setiap kalimat berikut:
a.
Balok merupakan
bangun ruang
b.
36 habis dibagi 5
E.
Konjungsi
Konjungsi adalah
kalimat majemuk yang terdiri dari dua pernyataan, misalnya p dan q yang digabungkan
dengan kata hubung logika “dan”.
Dinotasikan seperti berikut “p ∧ q”.
Contoh :
1.
p : 3 adalah
bilangan prima (B)
q : 3 adalah bilangan ganjil (B)
p ∧ q : 3 adalah bilangan prima dan ganjil (B)
2.
p : 3 adalah
bilangan prima (B)
q : 3 adalah bukan bilangan ganjil (S)
p ∧ q : 3 adalah bilangan prima dan bukan ganjil (S)
3.
p : 3 adalah bukan
bilangan prima (S)
q : 3 adalah bilangan ganjil (B)
p ∧ q : 3 adalah bukan bilangan prima dan ganjil (S)
4. p : 3 adalah bukan
bilangan prima (S)
q : 3 adalah bukan
bilangan ganjil (S)
p ∧ q : 3 adalah bukan bilangan prima dan bukan ganjil (S)
Tabel kebenaran suatu konjungsi :
p
|
q
|
p ˄ q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
Jadi
pernyataan konjungsi p ∧ q akan bernilai benar bila kedua-duanya benar. Sedangkan nilai kebenaran yang lain yaitu bernilai
salah.
Soal Latihan :
1. Buatlah bentuk konjungsi dari p dan q, serta
tentukan nilai kebenarannya!
p : gajah merupakan hewan unggas
q : bebek merupakan hewan amfibi
2. Tentukan
nilai kebenaran dari pernyataan konjungsi
berikut!
“Amira cantik dan pandai”
Negasi Suatu Konjungsi
Perhatikan konjungsi berikut ini
:
Andi
lulus ujian dan dibelikan mobil
Konjungsi diatas
berasal dari pernyataan :
p
: Andi lulus ujian (B)
q
: Andi dibelikan mobil (B)
jika dinegasikan
akan menjadi seperti pernyataan dibawah ini :
~p : Andi tidak lulus ujian (S)
~q : Andi tidak dibelikan mobil (S)
Jadi, p ∧ q : Andi lulus ujian dan
dibelikan mobil (B)
~p ∧ ~q : Andi tidak lulus ujian
dan tidak dibelikan mobil (S)
~(p ∧ q) :
Tidak benar bahwa Andi lulus ujian dan dibelikan mobil (S)
~p ˅ ~q : Andi tidak lulus ujian atau tidak dibelikan
mobil (S)
Tabel kebenaran negasi suatu konjungsi :
p
|
q
|
~
p
|
~
q
|
p ˄ q
|
~
(p ˄ q)
|
~p
˄ ~q
|
~p ˅
~q
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
Jadi, negasi suatu konjungsi p ∧ q adalah ~(p ˄ q) dengan
ketentuan seperti dibawah ini :
Soal Latihan :
1.
Tentukan ingkaran
dari pernyataan 17 merupakan bilangan prima dan 10 merupakan bilangan genap
2.
Tentukan ingkaran
dari: Persegi panjang memiliki 4 sudut siku-siku dan persegi memiliki 4 sudut
yang sama besar
F.
Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang
menggunakan kata gabung “ATAU”
yang disimbolkan dengan
“˅” . Disjungsi dari pernyataan p dan q
dinotasikan dengan
“p ˅ q” yang dibaca “p atau q” .
Contoh :
1.
Diketahui : p
: Aves
berkembang biak dengan ovipar
q
: Mamalia
berkembang biak dengan melahirkan Nyatakan bentuk logika berikut dalam kalimat disjungsi!
Penyelesaian: p
: Aves
berkembang biak dengan ovipar (B)
q
: Mamalia
berkembang biak dengan melahirkan (B)
p ˅ q : Aves berkembang biak
dengan ovipar atau Mamalia
berkembang biak
dengan melahirkan (B)
2.
Tentukan pernyataan
dibawah ini menjadi kalimat disjungsi!
p : Harimau
merupakan hewan herbivora
q : Sapi merupakan pemakan rumput
Penyelesaian : p :
Harimau merupakan hewan herbivora (S)
q : Sapi merupakan pemakan rumput (B)
p ˅ q : Harimau merupakan hewan herbivora atau sapi
merupakan hewan pemakan rumput (B)
Tabel
kebenaran disjungsi :
p
|
q
|
p
˅ q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
Jadi,
disjungsi “p atau q” benilai salah apabila pernyataan
p dan q bernilai salah . Dalam kondisi yang lainnya disjungsi “p ˅ q” bernilai benar .
Negasi Suatu Disjungsi
Perhatikan contoh berikut ini :
Air adalah
benda cair atau Es adalah air yang mendidih
pernyataan diatas berasal dari pernyataan tunggal :
p :
Air adalah benda cair (B)
q
: Es adalah air yang mendidih (S)
Jadi,
apabila pernyataan disjungsi tersebut dinegasikan, maka akan menjadi seperti
ini :
~p : Air adalah bukan
benda cair (S)
~q : Es adalah bukan air yang mendidih
(B)
Jadi , p ˅ q : Air adalah benda cair
atau es adalah air
yang mendidih (B)
~p ˅ ~q : Air adalah bukan benda
cair atau es adalah bukan
air yang mendidih (B)
~(p ˅ q) : Tidak benar bahwa Air
adalah benda cair atau es adalah air
yang mendidih (S)
Tabel
kebenaran suatu Disjungsi :
p
|
q
|
~p
|
~q
|
p
˅ q
|
~(p
˅ q)
|
~p ˅ ~q
|
~p ˄ ~q
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
Jadi, negasi suatu disjungsi p ˅ q adalah
~(p ˅ q) dengan ketentuan seperti
dibawah ini :
Soal latihan :
1.
Tentukan negasi
dari pernyataan : kucing merupakan hewan berkaki 4 atau kucing hewan pemakan
rumput.
2.
Tentukan negasi
dari pernyataan : Belah ketupat memiliki 2 diagonal yang sama atau segitiga
sama sisi memiliki 2 sisi yang sama besar
G.
Implikasi Atau Kondisional
Implikasi
adalah pernyataan majemuk yang berbentuk “Jika...Maka...” (sebab-akibat). Misalkan
ada 2 pernyataan p dan q, untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa jika p
bernilai benar akan menjadikan q bernilai benar juga, diletakkan kata “JIKA”
sebelum pernyataan pertama lalu diletakkan kata “MAKA” sebelum pernyataan kedua
sehingga didapatkan suatu pernyataan majemuk yang disebut dengan “IMPLIKASI / PERNYATAAN BERSYARAT / KONDISIONAL dengan notasi "®".
Notasi “p ® q” dapat dibaca:
1.
Jika p maka q
2.
q jika p
3.
p adalah syarat cukup
untuk q
4.
q adalah syarat perlu
untuk p
5.
q bilamana p
Contoh : Proposisi-proposisi
berikut adalah implikasi dalam berbagai bentuk:
1.
Jika Susilo giat belajar maka
lulus ujian.
2.
Rahmad akan naik kelas jika ia
rajin sekolah.
3.
Syarat cukup agar pom bensin
meledak adalah percikan api dari rokok.
4.
Syarat perlu bagi murid agar dapat
mengambil rapor adalah dengan mengajak
orang tua.
5.
Longsor terjadi
bilamana hutan ditebangi.
Pada
implikasi “p ® q”, proposisi (p) disebut pendahulu/sebab (anteseden) dan proposisi (q) disebut pengikut (consequent). Nama lain p disebut
hipotesis dan q disebut konklusi (kesimpulan).
Contoh Implikasi :
1. p : Bima mengerjakan tugas (B)
q : Bima mendapatkan nilai (B)
p ® q : Jika Bima mengerjakan tugas, maka
mendapatkan nilai
\ pernyataan p ® q bernilai Benar (karena Sebab : Bima mengerjakan
tugas, akibat : Bima
mendapatkan nilai)
2. p : Bima mengerjakan tugas (B)
q : Bima tidak mendapatkan nilai (S)
p ® q : Jika Bima mengerjakan tugas,
maka tidak mendapatkan nilai
\ pernyataan p ® q bernilai Salah (karena Sebab : Bima mengerjakan
tugas, akibat : Bima tidak
mendapatkan nilai. Jadi ada pihak yang
dirugikan)
3. p : Bima tidak mengerjakan tugas (S)
q : Bima mendapatkan nilai (B)
p ® q : Jika Bima tidak mengerjakan tugas, maka mendapatkan nilai
\pernyataan p ® q tidak dapat dikatakan Salah (karena
kemungkinan Bima saat itu mendapatkan nilai tetapi dia mendapatkan nilai dengan
angka/nominal yang serendah mungkin seperti “nol”. Sehingga pernyataan p ® q bernilai Benar)
4. p : Bima tidak mengerjakan tugas (S)
q : Bima tidak mendapatkan nilai (S)
p ® q : Jika Bima tidak
mengerjakan tugas, maka tidak mendapatkan
nilai
\ pernyataan p ® q bernilai Benar (karena Sebab : Bima tidak
mengerjakan tugas, akibat :
Bima tidak mendapatkan nilai)
Tabel Kebenaran Implikasi :
p
|
q
|
p ® q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
Berdasarkan
tabel diatas, Nilai kebenaran suatu implikasi tergantung pada nilai
kebenaran dari pernyataan “p” dan pernyataan “q”. Implikasi bernilai salah
apabila pernyataan tunggal (p) bernilai benar dan pernyataan (q) bernilai
salah. Sedangkan untuk nilai kebenaran pendahulu
(p) dan pengikut (q) yang lain bernilai benar.
Soal
Latihan :
1.
Tentukan nilai
kebenaran dari pernyataan berikut :
a.
Jika hari tidak
hujan maka ayah berangkat kerja
b.
Jika sinta giat
belajar maka mendapatkan nilai bagus
2.
Diketahui p
: suhu mencapai 80°C
q : udara terasa panas
Tentukan implikasi dari pernyataan diatas!
Negasi Suatu Implikasi
Perhatikan implikasi berikut ini :
“Jika
Rano bekerja Maka Rano mendapat gaji.”
Pernyataan diatas
berasal dari pernyataan p dan pernyataan q
p
: Rano bekerja (B)
q
: Rano mendapat gaji (B)
jika dinegasikan
akan menjadi seperti pernyataan dibawah ini :
~p : Rano tidak bekerja (S)
~q : Rano tidak mendapat gaji (S)
Jadi p ® q : Jika Rano bekerja Maka mendapat
gaji (B)
~p ® ~q : Jika Rano tidak bekerja
Maka tidak mendapat gaji (B)
~(p ® q) : Tidak benar jika Rano bekerja maka mendapat
gaji. (S)
p ˄ ~q : Rano bekerja dan tidak mendapat gaji (S)
Tabel Kebenaran Negasi Suatu Implikasi
p
|
q
|
~p
|
~q
|
p ®
q
|
~(p ®
q)
|
~p ®
~q
|
p ˄ ~q
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
Tampak pada Tabel bahwa
urutan nilai kebenaran dari “~(p ®
q)” sama dengan urutan nilai kebenaran dari “p ˄ ~q”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa negasi dari suatu implikasi adalah suatu konjungsi dari pendahulu dan negasi pengikut implikasi
itu.
~(p ®
q) ≡ p ˄ ~q
Soal Latihan :
1.
Tentukan negasi
dari implikasi berikut:
“Jika Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta Maka Ibukota negara Malaysia adalah Kuala Lumpur”
2.
Tentukan negasi
dari implikasi berikut:
“Jika ibu
memasak maka saya tidak akan lapar”
H.
Biimplikasi
Biimplikasi ialah suatu pernyataan majemuk yang berbentuk
”p jika dan hanya jika q” yang berarti
“jika p maka q dan jika
q maka p”.
Pernyataan “p jika dan hanya jika q” dilambangkan dengan “p⇔q”.
Contoh :
a.
p : Manusia
dapat hidup (B)
q : Manusia
bernafas (B)
p ⇔ q : Manusia dapat hidup jika dan hanya jika bernafas (B)
b.
p : Manusia
dapat hidup (B)
q : Manusia tidak
bernafas (S)
p ⇔ q : Manusia dapat hidup jika dan hanya jika tidak bernafas (S)
c.
p : Manusia
tidak dapat hidup (S)
q
: Manusia bernafas (B)
p ⇔ q : Manusia tidak dapat hidup jika dan hanya jika bernafas (S)
d.
p : Manusia
tidak dapat hidup (S)
q
: Manusia tidak bernafas (S)
p ⇔ q : Manusia tidak dapat hidup jika dan hanya jika tidak bernafas (B)
Berikut merupakan tabel kebenaran dari pernyataan biimplikasi :
p
|
q
|
p
⇔ q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
Berdasarkan
tabel diatas, pernyataan biimplikasi “p⇔q” bernilai benar jika p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama
(semua benar atau semua salah), sedangkan jika nilai kebenaran p dan q tidak sama maka p ⇔ q merupakan pernyataan yang salah. Biimplikasi dapat dikatakan berasal dari
implikasi “ p → q” dan
konversnya, yaitu “q → p”. Dibentuk konjungsi antara implikasi dan
konversnya tersebut, yaitu “(p → q) ˄ (q → p)”.
Tabel kebenaran biimplikasi yang berasal dari konjungsi
“(p → q)˄(q → p)”
p
|
q
|
p → q
|
q → p
|
(p → q) ˄ (q
→ p)
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
Soal Latihan
1.
Perhatikan
pernyataan berikut ini :
p : Sapi adalah hewan karnivora
q : kucing merupakan hewan amfibi
Tentukan
nilai kebenaran dari pernyataan biimplikasi diatas!
2.
Tentukan nilai
kebenaran biimplikasi berikut ini :
2+ 2 = 4 jika dan
hanya jika 4 adalah bilangan ganjil.
Negasi dari Suatu Biimplikasi
Perhatikan contoh biimplikasi
berikut ini :
“Budi berangkat sekolah jika dan
hanya jika mendapat uang saku“
Pernyataan diatas
berasal dari pernyataan p dan pernyataan q
p
: Budi berangkat sekolah (B)
q
: Budi mendapat uang saku (B)
jika dinegasikan
akan menjadi seperti pernyataan dibawah ini :
~p : Budi tidak berangkat sekolah (S)
~q : Budi tidak mendapat uang saku (S)
Jadi p ⇔ q : Budi
berangkat sekolah jika dan hanya jika mendapat uang saku
(B)
~p ⇔ ~q : Budi tidak berangkat
sekolah jika dan hanya jika tidak mendapat uang saku (B)
~(p ⇔ q) :
Tidak benar bahwa Budi berangkat sekolah jika dan hanya jika mendapat
uang saku (S)
(p ˄ ~q) ˅ (q ˄ ~p) : Budi berangkat sekolah dan tidak mendapat uang saku atau
Budi
mendapat uang saku dan tidak berangkat sekolah (S)
Tabel kebenaran negasi dari suatu biimplikasi :
p
|
q
|
~p
|
~q
|
p⇔q
|
~(
p⇔q )
|
(p
˄ ~q)
|
(q
˄ ~p)
|
(p
˄ ~q) ˅
(q ˄~p)
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
Jadi, apabila bii mplikasi
semula dinyatakan sebagai “p ↔ q “ maka “ ~ ( p ↔ q ) ” bukan “~p ↔ ~q”.
Biimplikasi “p ↔ q “ adalah singkatan dari “(p → q) ˄ (q → p)” maka
p ⇔
q ≡ (p → q) ˄ (q→ p) maka
~ (p ⇔
q) ≡ ~ (( p → q
) ˄ (q → p))
≡ ~ (p → q) ˅ (q → p) (negasi konjungsi)
≡ (p ˄ ~q) ˅ (q ˄ ~p) (negasi implikasi)
~
(p ⇔
q) ≡ (p˄~q) ˅ (q˄~p)
|
Selain di bentuk
dari 2 pernyataan, kalimat konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi juga
dapat dibentuk dari 3 pernyataan atau lebih.
Contohnya seperti tabel kebenaran
dibawah ini.
p
|
q
|
r
|
p →q
|
(p
→ q) ˅ r
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
Soal Latihan :
1.
Tentukan negasi
biimplikasi dari kalimat berikut !
Jakarta adalah Ibukota Singapura jika dan hanya jika
Singapura adalah anggota ASEAN.
2.
Tentukan negasi
biimplikasi dari kalimat berikut !
4 adalah faktor dari 2 jika dan hanya jika 2
adalah bilangan genap.
I.
Invers
, Konvers , Dan Kontraposisi
Dari pernyataan
yang berupa implikasi p à
q dapat dibuat pernyataan implikasi baru sebagai berikut :
a.
Invers
Invers adalah
pernyataan majemuk berbentuk ~p ⇒ ~q
Contoh :
Tentukan invers
dari pernyataan berikut :
a)
Jika turun hujan maka Andin tidak pergi ke pasar.
b)
Jika saya punya uang maka saya membeli rumah.
Penyelesaian :
a)
Jika tidak turun hujan
maka Andin pergi ke pasar.
b)
Jika saya
tidak punya uang maka saya tidak membeli rumah.
b.
Konvers
Konvers adalah
pernyataan majemuk berbentuk q ⇒ p
Contoh :
Tentukan konvers dari pernyataan
berikut :
a)
Jika
kamu makan maka tidak lapar.
b)
Jika habis dibagi 2
maka bilangan itu adalah bilangan genap.
Penyelesaian :
a)
Jika
tidak lapar maka kamu makan.
b)
Jika bilangan itu
adalah bilangan genap maka habis dibagi 2.
c.
Kontraposisi
Kontraposisi adalah
pernyataan majemuk berbentuk ~q ⇒ ~p
Contoh :
Tentukan kontraposisi
dari pernyataan berikut :
a)
Jika saya
telat maka saya dihukum
b)
Jika ibu sakit
maka saya sedih
Penyelesaian :
c)
Jika saya
tidak dihukum maka saya tidak telat
d)
Jika saya tidak sedih maka ibu tidak sakit
Untuk melihat
hubungan nilai kebenaran antara implikasi, konvers, invers dan kontraposisi, Perhatikan tabel
kebenaran di bawah ini :
p
|
q
|
Implikasi
|
Konvers
|
Invers
|
Kontraposisi
|
p
à
q
|
q
à
p
|
~p
à
~q
|
~q
à
~p
|
||
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
Soal
Latihan
1.
Tentukan dan
kontraposisi dari kalimat berikut!
Jika hujan turun
maka air sungai meluap
2.
Tentukan
invers, konvers dan kontraposisi dari
kalimat berikut!
Jika lampu mati
maka saya tidak dapat belajar
J.
Penarikan
Kesimpulan
Kesimpulan adalah intisari dari hasil eksperimen
dan pernyataan mengenai hubungan hasil eksperimen dengan hipotesis, termasuk
juga alasan-alasan yang menyebabkan hasil eksperimen hasil eksperimen berbeda
dengan hipotesis. Jika perlu kesimpulannya dapat diakhiri dengan memberikan
masukan-masukan untuk pengujian selanjutnya.
Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti
semata-mata didasarkan pada data yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian
tergantung pada kemampuan peneliti untuk menfasirkan secara logis data yang
telah disusun secara sistematis menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek
penelitian. Setiap kesimpulan dapat diuji kembali validitasnya dengan jalan
meneliti jenis dan sifat data dan model yang digunakan.
Penyusunan bab tentang kesimpulan ditujukan untuk
memberi ringkasan tentang:
a. Apa yang telah
dipelajari (biasanya di bagian awal kesimpulan)
b. Apa saja yang masih
harus dipelajari (arah penelitian berikutnya)
c. Hasil yang diperoleh
dalam penelitian (evaluasi)
d. Manfaat, kelebihan,
dan aplikasi temuan penelitian (evaluasi)
e. Rekomendasi
Kesimpulan seharusnya ringkas saja. Sebagai gambaran,
pada banyak publikasi hasil penelitian bagian kesimpulan mencakup hingga 2,5%
dari keseluruhan laporan. Kesimpulan yang terlalu panjang seringkali disebabkan
memuat rincian yang tidak perlu.
Ada 3 kaidah penarikan kesimpulan:
1.
Modus Ponens
premis 1 : p → q
premis 2 : p
( modus
ponens)
__________________
Kesimpulan: q
Contoh Soal:
premis 1 : Jika
ibu datang maka adik senang
premis 2 : Ibu
datang
__________________
Kesimpulan: Adik
senang
Dalam bentuk
implikasi, argumentasi tersebut dapat dituliskan sebagai ((p→q)˄p)→q Argumentasi ini
dikatakan sah kalau pernyataan implikasi
((p→q)˄p)→q merupakan tautologi. Tautologi
adalah sebuah pernyataan majemuk
yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan
komponennya.
Tabel
nilai kebenaran dari ((p→q)˄p)→q
p
|
q
|
(p→q)
|
(p→q) ˄ p
|
((p→q) ˄ p)→q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
Dari tabel diatas tampak bahwa ((p→q) ˄ p) → q
merupakan tautologi, jadi argument tersebut sah.
2. Modus Tollens
premis 1 : p →q
premis 2 : ~q
( modus
tollens)
__________________
Kesimpulan: ~p
Contoh Soal:
premis
1 : Jika hari hujan, maka ibu memakai payung
premis
2 : Ibu tidak memakai payung
___________________________________________
Kesimpulan
: Hari tidak hujan
Dalam bentuk
implikasi, modus tollens dapat dituliskan sebagai ((p→q)˄~q)→~p , sah atau tidaknya modus
tollens dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut
Tabel
nilai kebenaran ((p→q) ˄ ~q) → ~p
p
|
q
|
~p
|
~q
|
(p→q)
|
(p→q)
|
((p→q) ˄ ~q) → ~p
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
3. Silogisme
premis 1 : p → q
premis 2 : q →
r (
silogisme)
_______________
Kesimpulan: p → r
Contoh Soal:
Premis 1 : Jika harga BBM naik,
maka harga bahan pokok naik.
Premis 2 : Jika harga bahan pokok
naik maka semua orang tidak
senang.
__________________________________________________________
Kesimpulan:
Jika harga BBM naik semua orang tidak
senang
Dalam bentuk
implikasi, silogisme dapat dituliskan sebagai ((p→q)˄(q→r))→(p→r) sah atau tidaknya
silogisme dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut :
Tabel
nilai kebenaran ((p→q)˄(q→r))→(p→r)
p
|
q
|
r
|
p→q
|
q→r
|
p→r
|
(p→q)˄(q→r)
|
((p→q)˄(q→r))→(p→r)
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
Dari tabel
tampak bahwa ((p→q)˄(q→r))→(p→r) merupakan tautologi. Jadi
silogisme merupakan argumentasi yang sah.
Kontradiksi
adalah sebuah pernyataan majemuk
yang selalu salah untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan
komponennya.
Contohnya seperti tabel kebenaran
dibawah ini.
p
|
q
|
p
v q
|
~(pvq)
|
~
(pvq) ˄ p
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
Soal Latihan
1.
Dari argumentasi berikut : Jika ibu tidak pergi, maka adik senang. Jika
adik senang, maka dia tersenyum. Kesimpulan yang sah adalah ....
2.
Diketahui pernyataan :
1. Jika hari panas, maka Ani memakai topi
2. Ani tidak memakai topi atau ia memakai payung
3. Ani tidak memakai payung
Kesimpulan yang sah adalah ...
1. Jika hari panas, maka Ani memakai topi
2. Ani tidak memakai topi atau ia memakai payung
3. Ani tidak memakai payung
Kesimpulan yang sah adalah ...
0 komentar:
Posting Komentar